Ikut hadir dalam Festival tersebut yakni, Ketua DPRD Kabupaten Minut Denny Lolong, Kepala BPB Sulut Apolos Marisan, Camat Dimembe Ansye Dengah, Kumtua Desa Laikit Ferry Koloay, pemangku adat, tripika dan masyarakat.
Kegiatan yang diawali dengan prosesi adat bersih-bersih kampung atau Dumia Umbanua dilanjutkan dengan pembukaan kegiatan.
Festival Seni dan Budaya Desa Laikit ini digelar bertujuan untuk mempertahankan tradisi budaya tersebut juga menjadi ajang pemerintah desa dalam mempromosikan potensi seni dan budaya yang ada di desa Laikit.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Veisy Karuntu mengatakan, Dari sekian desa yang ada di Minut, Desa Laikit menjadi salah satu desa budaya dan baru pertama kali diadakan di Desa Laikit. Selain itu, Laikit juga menjadi salah satu penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang. Untuk itu terimakasih kepada semua panitia dan masyarakat yang membantu menyukseskan kegiatan ini, Ucap Karuntu.
Sementara, di waktu yang sama Bupati Minahasa Utara Joune J E Ganda, SE yang diwakili Kadis Pariwisata Audy Sambul memberikan apresiasi dan kreasi masyarakat Desa Laikit yang tetap mempertahankan adat dan kebudayaan.
“Ini salah satu bukti solidaritas pemerintah Desa Laikit yang menjaga kebudayaan daerah secara turun-temurun. Sehingga bisa menghadapi tatanan baru untuk terus mempertahankan adat dan budaya kita,” ujar Sambul.
Kadis Pariwisata bersama Ketua DPRD Minut Denny Lolong, Kepala Balai Pelestarian Budaya Provinsi Sulut Apolos Marisan, membuka kegiatan dengan memukul tetengkoren serta di lanjutkan dengan foto bersama.
Ditambahkan, Kepala Balai Pelestarian Budaya Provinsi Sulut, Apolos Marisan atas nama pemerintah pusat dalam hal ini kementeriaan kebudayaan sangat menyambut baik kegiatan ini.
“Ini meningkatkan potensi budaya yang ada di desa. Kedepannya mari kita sama-sama kembangkan potensi yang ada di desa sebagai lumbung budaya masyarakat,” ajak Apolos.
Festival Seni dan Budaya Desa Laikit, mempertontonkan, pentas musik kolintang, tari kabasaran, tari lengso, pidato berbahasa Tonsea, drama kolosal budaya, suguhan kuliner tradisional, minum saguer dari bambu, dan yang menarik suguhan masakan tradisional khas Desa Laikit dari sejumlah jaga yang ada. Dan yang paling menarik yaitu ikan yang dicampurkan rempah-rempah kemudian dibungkus dengan daun Woka dan kemudian dibakar diatas bara api dengan dinamakan Woku daun Woka.(Wulan)