EXPRESSINDONEWS-- Irjen Pol (Purn) Dr. Ronny Franky Sompie, SH,. MH mengekspresikan cintanya kepada kedua orang tuanya yang telah berpulang dengan mengunjungi makam mereka bersama istrinya, Dyah Iswarini.
Dalam tradisi yang dilakukan, Ronny Sompie tidak pernah absen dalam ziarah ke pemakaman keluarga di Sukur. Di sana, ia secara pribadi membersihkan kuburan ayah, ibu, kakek, nenek, dan kerabat dekatnya menggunakan sapu lidi dan kain lap.
Dalam momen tersebut, Ronny Sompie mengalirkan kerinduannya kepada orang tua yang telah memberikan masa depan gemilang baginya. Dengan penuh kasih, ia membersihkan kuburan dari daun, lumut, dan debu yang menempel di batu nisan. Terlihat keringat mengalir membasahi tubuhnya yang mengenakan kemeja berwarna kuning.
Dalam kesunyian malam, Ronny dan Dyah mengucapkan doa kepada Sang Pencipta, memohon agar menjaga jiwa orang-orang terkasih yang telah meninggalkan dunia ini. Dalam doanya, Ronny menyampaikan niat baiknya untuk maju sebagai calon anggota DPR RI Dapil Sulut nomor urut 3 dari Partai Golkar, memohon restu kepada kedua orang tuanya.
Setelah berdoa, Ronny memperkenalkan nama-nama orang tua, kakek, nenek, dan orang-orang terkasih lainnya. Ia menjelaskan mengenai setiap pusara yang menandai tempat peristirahatan mereka.
Ziarah ke makam orang tua merupakan tradisi yang kental di Minahasa, yang di lakukan dengan membersihkan, membawa bunga, dan menyalakan lilin. Menurut Budayawan Minahasa, Rikson Karundeng, tradisi ini merupakan penghormatan kepada leluhur yang sudah turun temurun di warisi oleh masyarakat setempat.
Karundeng menjelaskan bahwa membersihkan kuburan, membawa bunga, dan memasang lampu adalah simbol-simbol dalam penghormatan. Bersihnya kuburan menggambarkan penyucian dan penghormatan kepada leluhur, sedangkan bunga dan lampu melambangkan keindahan, kebahagiaan, dan pengingat akan hubungan yang erat antara mereka yang berziarah dengan orang yang mereka cintai dan rindukan.
Tradisi ziarah ini menunjukkan bahwa hubungan antara keturunan dan leluhur yang sudah tiada tidak pernah terputus. Meski tak lagi bersama dalam dunia fisik, ikatan cinta dan penghormatan tetap terjaga dalam tradisi ini, sebagai bentuk pengakuan kepada Sang Pencipta dan hubungan yang tak terputus oleh kematian.
(***)
