LATEST POST

latest

GURU, SANG PAHLAWAN TANPA TANDA JASA

Jumat, 25 November 2022

/ by Nanang




CATATAN-- Slogan populer yg di alamatkan kepada para guru dengan sebutan "pahlawan tanpa tanda jasa" sudah cukup familiar di telinga kita. Secara analogis, para guru itu ibarat rahim yg melahirkan masyarakat intelektual di bangsa ini. Di mana masyarakat intelektual ini juga yang menjadi penentu penting bagi eksistensi bangsa, bukan hanya pada masa kini tapi juga masa yang akan datang. Artinya, hancurnya kualitas guru berdampak langsung pada buruknya kualitas masyarakat intelektual kita, buruknya masyarakat intelektual kita otomatis berdampak buruk pada rapuhnya eksistensi negara ini.


Peran guru sangat...sangat....sangat vital! Ini sama vitalnya dgn barisan TNI/POLRI yg berdiri di garda terdepan sebagai pertahanan sipil/militer menjaga stabilitas dan kedaulatan negara terhadap ancaman dari dalam dan luar negeri. Bedanya, senjata para guru bukanlah senjata api tapi bermodalkan pena dan buku. Seberapa vital peran guru? Ketika Jepang di bom oleh tentara sekutu, seketika Jepang luluh lantak tidak berdaya dan akhirnya bertekuk lutut di hadapan sekutu.


Kaisar Jepang Hirohito kala itu menanyakan ke perdana menterinya, ada berapa banyak wanita dan guru yang tersisa. Kaisar Hirohito terdesak melihat Jepang luluh lantak dengan hantaman bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki, ia melihat jauh ke depan untuk kebangkitan Jepang dengan dua modal utama, yaitu "wanita" dan "guru". Mengapa? Bagi Kaisar Hirohito, wanita adalah para ibu yg akan melahirkan tunas-tunas Jepang yang baru dan para guru yang akan mendidik mereka. Proyeksi kaisar tersebut di zaman yang kala itu feodal ternyata sangat futuristik di kemudian hari. Lihat Jepang hari ini, dua modal yang Kaisar Hirohito prioritaskan telah membuat Jepang menjelma menjadi salah satu negara termaju di kawasan Asia.


Saya lahir dari keluarga yg mayoritas adalah guru, suka duka seorang guru sangat saya pahami. Dengan segala perjuangan hidup, para guru harus gigih dan ulet untuk mendidik anak-anaknya dan para muridnya. Sekalipun dari sekian anak didik tersebut ada yang kumabal tanpa ada etika. Jika bukan karena peran seorang guru, kita tidak akan pernah menjadi siapa pun dengan profesi yang kita emban hari ini. Di dalam benak seorang guru, dia memiliki segudang impian yang besar bagi setiap anak didiknya, itu harus kita sadari bukan hanya sebatas motivasi dalam ruang belajar tapi sebagai titipan warisan yg luhur supaya kita bisa mengubah wajah masa depan bangsa ini.


SELAMAT HARI GURU....,

TERIMA KASIH GURUKU....!


Salam Inovasi dan solidaritas!

Sulawesi Utara, 25 November 2022


Penulis : Forum Literasi Masyarakat Sulawesi Utara - Forlitmas Sulut.

Don't Miss
© all rights reserved
made with www.expressindonews.com