EXPRESSINDONEWS-- Masyarakat Sulawesi Utara diminta jangan terprovokasi dengan berita-berita hoax yang terjadi di kota Bitung.
Peristiwa Kerusuhan yang terjadi di Kota Bitung menarik perhatian masyarakat seluruh Indonesia. Dimana kejadian ini viral dikarenakan adanya kesala pahaman atara kelompok pendukung Palestina dan Ormas Adat Makatana Minahasa.
Dalam mengatasi masala ini, perlu diberi apresiasi yang tingi kepada aparat TNI-Polri serta pemerintah kota Bitung yang dengan cepat mengatasi masala ini.
Dalam peristiwa ini, Kodim Bitung dipimpin oleh Dandim Letkol Czi, Hanif Tupen ST.MIP, barisan Polri dipimpin langsung oleh Kapolres Bitung Akbp Tommy Souissa dan Kapolda Sulut Irjen Pol Setyo Budianto yang turun langsung untuk mencegah kerusuhan yang lebih meluas.
Aksi cepat dari TNI-Polri berhasil menangkap tujuh pelaku yang terlibat dalam bentrok dan menyebabkan satu korban meninggal dan dua orang luka-luka.
Kemudian, Ditreskrimum menetapkan tujuh tersangka kasus pertikaian antar dua kelompok tersebut dan mengamankan barang bukti senjata tajam.
Kapolda Sulut meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi dan menyerahkan masalah kepada pihak bervwajib. Adapun barang bukti yang disita berupa bambubyang bagian atasnya ada bendera kelompok tertentu, kayu pohon, balok kayu, patahan kursi plastik warna merah, perangkat elektronik, kaca spion mobil, pakaian.
Ada juga tiga senjata tikam (sajam) jenis panah wayer berikut satu pelontarnya, pisau sangkur, dan pisau lainnya, parang, dan lainnya. Ronny Sompie yang merupakan mantan Kapolda Bali memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada TNI-Polri yang bekerja cepat, sistematis dan terukur dalam merespons insiden tersebut. Tindakan TNI-Polri ini sangat penting untuk menjaga jaminan bagi masyarakat untuk tetap hidup damai.
Mantan Kadiv Humas Polri Irjen Pol Purn Dr Ronny Franky Sompie turut prihatin dengan kejadian ini. Ia mengajak seluruh kelompok masyarakat untuk membangun kultur hidup saling menghargai, membangun kerukunan dan hidup damai di daerah ini. la mengingatkan bahwa bangsa ini pernah memilikiİ masa lalu yang kelam karena kerusuhan antar kelompok.
“Oleh karena itu, diharapkan semua elemen masyarakat dapat bersatu untuk membangun sikap saling berbaikan, toleransi dan menghormati satu sama lain,” ujar Sompie.
Diimbau agar tidak saling memanas-manasi atau saling baku balas di media sosial.
“Ingat bahwa leluhur, nenek moyang kita sudah mengajarkan sikap saling berbaikan, toleransi dan menghormati satu sama lain. Tidak usah campur-campur urusan orang. Mari bantu pemerintah dan penegak hukum dengan sikap sebagai warga Negara yang cinta damai dan hidup rukun,” beber Mantan Dirjen Imigrasi Kemenkumham ini.
Disisi lain, Sompie menilai tindakan cepat TNI-Polri ini memberikan contoh kepada masyarakat bahwa keamanan dan ketertiban merupakan tanggung jawab bersama. Terus meningkatkan kualitas hubungan antar masyarakat serta mendorong saling menghargai sebagai makna kebersamaan sangatlah penting bagi terciptanya keamanan dan ketertiban yang lebih baik di kemudian hari. Kiranya, kejadian yang sama tidak terulang di kemudian hari.
(***)