LATEST POST

latest

Sadis!! di Sitaro Harga Pertalite Capai 30 ribu dan Gas 3Kg 80 ribu, Pemerintah Diminta Turun Tangan

Minggu, 17 Desember 2023

/ by Nanang

 



EXPRESSINDONEWS-- Kelangkaan bahan bakar minyak jenis pertalite di Kepulauan Sitaro menjadi catatan penting bagi pemerintah Sulawesi Utara untuk mencari solusi. 

Dimana, pencapaian harga 1 liter pertalite diperkirakan mencapai 30 ribu rupiah per liternya. Diketahui harga tersebut dikarenakan karena kekosongan pertalite di wilayah Kabupaten Sitaro atau diakibatkan karena stok kuota yang masih sedikit. 

Hal itu diungkapkan salah satu warga Sitaro Elians Bawole kepada media ini. Menurutnya, kuota pertalite yang ada di Sitaro sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan masyarakat.

"persoalan pertalite yang klasik di sitaro, karena belum ada SPBU baru ada APMS, persoalan kuota masih sedikit jadi tidak bisa memenuhi kebutuhan di sitaro, sehingga selama ini kebutuhan pertalite yang bersubsidi di pasok dari Manado diluar dari regulasi yang mengatur, sebab di regulasi hanya mengatur APMS tapi hanya kecil, itu persoalan,"kata Bawole. 

"Berberapa waktu lalu pihak berwajib melakukan swiping di pertalite yang masuk di sitaro sehingga terjadi kekosongan, seharusnya pemerintah daerah sudah harus menghitung baik dan pemegang regulasi mengoreksi kembali yakni pihak APMS menambah kuotanya," Tambahnya. 

Menurutnya, yang lebih miris lagi, APMS yang ada di Sitaro kadang menjual harga eceran 12 sampai 13 ribu per liter. 

"Persoalan berikut juga sangat miris, apa yang dilakukan oleh APMS yang disitaro menjual diatas harga eceran, jual kan 10 ribu, kadang 12 kadang 13 ribu tergantung APMS tagulandang. Sehingga memang harus ada campur tangan dari pihak yang kompeten. Karena memang soal migas saya akui tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah daerah dari eksekutif maupun legislatif. Karena itu persoalan perusahaan BUMN yang besar, jadi harus ada penambahan kuota, kalaupun bisa kalau ada pengusaha lain yang membuka APMS sehingga ada perbandingan tidak main sendiri. Karena kebutuhan yang ada di sitaro tidak mencukupi, ya kalau tidak salah 160 kiloliter dalam 1 bulan, sedangkan di sitaro ada 3 pulau besar, siau tagulandang dan biaro,"imbuhnya lagi. 

Diapun meminta,kepada pihak berwajib untuk jangan terlalu memperketat penjagaan terhadap nelayan yang memfasilitasi pertalite.

"Dan ini permohonan kepada pihak berwajib agat tidak memperketat penjagaan terhadap nelayan yang telah memfasilitasi. Jangan dianggap mereka membuat penyelundupan, itu sangat miris apabila mereka membantu nelayan, ojek dan mobil di tagulandang untuk mendapatkan pertalite,"tegas Bawole lagi. 

Sebab kalo tidak ada pasokan diluar APMS terjadi kekosongan. Nah hari ini sudah tembus di angka 30 ribu di eceran, sebab kebutuhan ini meningkat oleh karena persoalan PLN, rusaknya mesin PLN, itu dijual di eceran. Persoalannya kuota sedikit sehingga pemasukan pertalite saat ini yang masuk dari Manado langsung dijual ke pengusaha juga sehingga dijual 13 ribu, kalau sudah di perusahaan menjadi 14 ribu,"katanya.

Sementara itu, dia juga menyinggung soal Gas yang 3 kilogram yang menjadi permasalahan ilegal di Kepulauan Sitaro. 

"Regulasi yang mengatur tidak bisa dua subsidi di dalam satu wilayah, karena Sitaro masih disubsidi dengan minyak tanah, cuma persoalan kenapa ini tidak bisa pemerintah harus memikirkan, peningkatan kesejahteraan itu sudah ada, soal ektifitas penjual mereka tidak memakai lagi minyak tanah, harusnya Gas jangan terlalu di Swiping seperti itu, harusnya dipikirkan ada yang memakai gas di tagulandang itu ribuan. Karena persoalan tangkap menangkap oleh pihak berwajib, sehingga ini resiko tinggi baik pertalite maupun gas, gas itu sudah mencapai 75 sampai 80 ribu per tabung yang 3 kilo karena memang dianggap ilegal. Tapi saya pikir harus ada niat baik dari pemerintah, kan dilarang juga repot ini karena semua mempunyai hak yang sama memakai gas,"ucapnya.

Diapun menghimbau kepada ketua Hiswana Migad Sulawesi Utara agas bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi ini. 

"Jadi saya berharap kepada ketua Migas Sulut untuk ada duduk bersama pemerintah daerah dan APMS, apakah memang kuota ini tidak bisa ditingkatkan, atau mungkin ada cara lain, seperti sub-sub agen yang bisa dibuka, sehingga para pengusaha kecil bisa menjadi sub agen untuk pertalite sehingga bisa menambah kuota. Saya yakin pasokan pertalite kecil untuk wilayah Sitaro,"tutupnya. (***) 




Don't Miss
© all rights reserved
made with www.expressindonews.com