EXPRESSINDONEWS-- Senator Djafar Alkatiri kali ini melaksanakan konfrensi pers di Kantor DPD Sulawesi Utara, Jumat (16/2/2024).
Dalam konfrensi pers tersebut, Djafar Alkatiri merasa ada yang aneh dalam sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) milik KPU dengan hasil real yang ada dilapangan soal perhitungan suara.
Calon Anggota DPD RI Dapil Sulawesi Utara ini menjelaskan, seharusnya data yang dilontarkan KPU adalah data yang real dan transparan namun yang terjadi malah spekulasi yang menimbulkan keresahan yang menganggu masyarakat.
Alkatiri menyampaikan bahwa hasil konversi suara berdasarkan formulir C plano saat diunggah melalui Sirekap mengalami kesalahan.
"Soal perkembangan dan keadaan progres perhitungan suara melalui Sirekap sangat bermasalah, bisa pada tindakan manipulatif dan Pidana. Kenapa, kami menemukan data melalui Plano C1 yang sudah di akui oleh Anggota KPU itu sah. Dalam data itu lewat si rekap berbeda dengan Plano CI. Bedanya tidak main-main, kecenderungan manipulatif sangat besar sekali, dimana satu TPS bisa sampai 3 ribu lebih pemilih,"kata Djafar.
"Ada beberapa calon di beberapa TPS 900, ada yang dua orang mendapat 800 adapun satu orang. Sementara yang kita tau, peraturan PKPU pemilih di TPS itu paling tinggi 300 san, dan yang datang kenyataan hanya 200 san," Tambahnya.
Menurut Djafar ini adalah unsur kesengajaan dari manusia bukan sistem. Dan sudah pernah terjadi pada 2019 lalu.
"Ini kesengajaan, karena ini jari manusia yang bukan. 2019 juga begitu terjadi penggelembungan pada satu calon," Imbuhnya lagi.
Dirinya pun meminta kepada KPU untuk menghentikan proses sirekap atas.
"Tolong ini dihentikan, ini sangat berbahaya dan manipulatif itu diakui oleh KPU. Sesuatu yang salah tidak boleh diterusin. Dan kami telah mempunyai bukti semua," Tegasnya. (***)
