Foto: Rachman Kodu (laks)
EXPRESSINDONEWS-- Kelangkaan Bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite saat ini sedang marak-maraknya menjadi langkah di kebanyakan tempat pompa bensin.
Hal itu terlihat jelas dari pantauan media ini, dimana beberapa lokasi pertamina di wilayah kota Manado harus tutup karena tidak adanya BBM pertalite ini.
Hal tersebut membuat semua elemen masyarakat angkat bicara. Salah satunya, Rachman Kodu warga Kelurahan Mahawu (Sospol).
Menurutnya, yang harus diselesaikan dalam tingkat pertamina masalah pembelian BBM Pertalite yang tidak sesuai aturan dari pemerintah.
"Banyak yang kita dapati di lapangan, bahwa antrian panjang di Pertamina bukan konsumsi mobil dan motor pribadi, melainkan dari Jerigen dan itu banyak sekali. Dan ini sering kita lihat dimana-mana, mungkin ini salah satu penyebab langkahnya disitu," Kata Kodu.
Lanjut, saat menanggapi terkait dugaan penyembunyian BBM Pertalite dirinya menyarankan agar ada pihak berwajib yang mengusut tuntas.
"Kalau masalah itu sudah masuk ranah umum, harusnya kalau ada dugaan seperti itu, instansi kepolisian mengusut tuntas masalah ini. Kami masyarakat tau seperti itu, harusnya ini ada tindakan dari pihak Kepolisian soal kelangkaan BBM jenis Pertalite," Terangnya lagi.
Tak sampai disitu, dirinya pun memberikan solusi soal kelangkaan minyak yang berdampak ke masyarakat.
"Jadi begini, masalah kelangkaan BBM pertalite bukan hanya sekarang ini, tahun-tahun sebelumnya juga terjadi. Saya punya solusi, pemerintah atau pertamina harus lebih jelih melihat kebutuhan masyarakat yang khususnya pengguna BBM. Saya mengusulkan, di pertamina dibuat satu distribusi BBM yang dikhususkan untuk masyarakat kurang mampu atau BBM di Subsidi. Tentu ada kategori siapa yang harus dapat. Dibuatkan saja dan ini ranah pemerintah, kalau bicata soal keuangan pemerintah lebih tau dari sisi pertamina,"imbuhnya lagi.
"Untuk mobil Plat Hitam, kita arahkan ke Pertalite dan pertamax. Dan untuk BBM yang disubsidi pemerintah khusus dibuatkan 1 pengisian dan itu semua mengarah kesitu agar tidak campur aduk," Tambahnya lagi.
Dirinya pun menegaskan, jika ada terjadi permainan atau penyalahgunaan dan diketahui oleh pemerintah namun tidak diindahkan maka wajib hukumnya.
"bukan hanya saya semua elemen. Karena ini meresahkan semua masyarakat termasuk saya pengguna BBM," Tegasnya.
Dirinyapun berani berasumsi, bahwa masyarakat saat ini telah dibiasakan dengan pembelian di depot-depot.
"Saya curiga, menurut asumsi saya ini disengaja. Karena ini harga di pertamina dan depot berbeda. Kenapa, banyak masyarakat yang antri di Pertamina langsung belok ke depot. Itu sengaja dibiarkan, biar apa, agar masyarakat terbiasa jika harga BBM naik dan ini seperti ada unsur pembiaran oleh instansi-instansi terkait. Dan ini harus ada edukasi dari pemerintah kepada penjual-penjual eceran ini juga menyangkut masalah hidup masyarakat dengan ekonomi kebawah,"tutupnya. (***)