EXPRESSINDONEWS-- Sulawesi Utara perlahan mulai menegaskan kembali eksistensinya di peta sepak bola nasional. Di balik proses kebangkitan itu, nama Joune Ganda menjadi salah satu figur sentral yang memegang peran penting sebagai Ketua Asprov PSSI Sulawesi Utara. Di bawah kepemimpinannya, arah pembangunan sepak bola Sulut bergerak lebih terstruktur, berjenjang, dan berorientasi pada pembinaan jangka panjang.
Sejak dipercaya menakhodai Asprov PSSI Sulut, Joune Ganda langsung menaruh fokus utama pada penguatan fondasi sepak bola usia dini. Kompetisi berjenjang kembali dihidupkan, termasuk Piala Soeratin untuk kelompok umur U-13, U-15, hingga U-17 yang rutin digelar sebagai wadah pembibitan talenta lokal. Turnamen-turnamen usia muda di berbagai kabupaten dan kota pun mendapat perhatian khusus, sebagai ruang lahirnya pemain potensial Sulut di masa depan.
Salah satu capaian yang menonjol dalam masa kepemimpinannya adalah prestasi tim Maesa Sulut U-12 yang mampu menembus level nasional dengan meraih posisi juara di ajang kompetisi berskala nasional. Prestasi tersebut menjadi indikator bahwa sistem pembinaan yang dibangun mulai menunjukkan hasil nyata, sekaligus membangkitkan optimisme baru di kalangan insan sepak bola daerah.
Tak hanya berhenti di pembinaan, Joune Ganda juga mengarahkan perhatian serius pada prestasi sepak bola Sulut di level kompetisi regional dan nasional. Dalam persiapan menghadapi Pra-PON, Asprov PSSI Sulut di bawah kepemimpinannya menggelar Training Center jangka panjang. Program ini menjadi bentuk keseriusan dalam membangun tim yang kompetitif, bukan sekadar memenuhi kuota keikutsertaan.
Di sisi tata kelola organisasi, Joune Ganda melakukan pembenahan struktur kepengurusan PSSI di tingkat kabupaten dan kota. Penunjukan pelaksana tugas di sejumlah Askab dan Askot menjadi langkah strategis untuk memastikan roda organisasi tetap berjalan efektif, sekaligus memperluas pemerataan pembinaan sepak bola di seluruh wilayah Sulawesi Utara.
Konsistensi Joune Ganda dalam mendorong pembinaan, kompetisi berjenjang, serta profesionalisasi tata kelola organisasi membuat PSSI Sulut bergerak lebih sistematis. Sepak bola tidak lagi dipandang sekadar sebagai aktivitas seremonial, melainkan sebagai proyek jangka panjang pembangunan sumber daya manusia di bidang olahraga.
Dengan rekam jejak tersebut, Joune Ganda dinilai berhasil meletakkan dasar yang kuat bagi masa depan sepak bola Sulawesi Utara. Pembinaan usia dini yang terus bergulir, kesiapan tim dalam menghadapi event nasional, hingga penguatan struktur organisasi menjadi tiga pilar utama yang kini menopang arah baru PSSI Sulut menuju prestasi yang lebih tinggi. (***)
