Jeffrey Sorongan (ist)
EXPRESSINDONEWS - Perputaran ekonomi di kalangan masyarakat bawah masih terbilang susah. Serba-serbi bahan pokok yang mahal membuat masyarakat seraya berteriak.
Hal ini patut menjadi perhatian pemerintah untuk turun dan membantu meringankan beban masyarakat.
Namun, ada satu isu yang kembali membuat masyarakat kalangan menengah kebawah menjadi resah. Ya, isu tersebut terkait kenaikan harga LPG 3 Kilogram di Sulawesi Utara yang dihebohkan akan naik.
Hal ini tentu menjadi masalah besar bagi masyarakat. Hal tersebut mendapat perhatian khusus Aktivis Sulawesi Utara Jeffrey Sorongan.
Usulan harga eceran tertinggi yang dilancarkan DPC Hiswana Migas Manado ke Pemprov Sulut tidak menutup kemungkinan akan meledak ketika Gubernur Sulut meneken SK nanti.
"Yah bisa saja terjadi, ini bisa dilakukan secara diam-diam tanpa diketahui kemudian langsung di SK kan. Yah masyarakat nanti tau kalau sudah di Sahkan, dan saya berharap ini tidak terjadi," Kata Jeffrey.
Menurutnya, pemerintah seharusnya menjadi lembaga yang bertanggungjawab untuk hajat hidup orang banyak.
"Intinya pemerintah saat ini bertanggungjawab dengan hajat hidup orang banyak, bukan hanya pengusaha saja. Begitu juga dengan wakil rakyat yang duduk di gedung putih harus berani menyuarakan kalau ada kejanggalan. Jadi sebetulnya HET LGP 3 Kg ini tidak urgen,"sambungannya lagi.
"Jika HET usulan Hiswana Migas pada akhirnya terwujud, berarti politisi dan kepala daerah sudah bukan lagi perpanjangan tangan rakyat kecil tapi membesarkan pengusaha," terang Sorongan.
Dirinya menegaskan, jika informasi LPG 3 Kg dengan harga Rp 22,500 per unit benar-benar terjadi, ini bisa menjadi sikap dari pemerintah yang tidak perduli terhadap rakyat kecil.
"Kita hanya menunggu saja mudah-mudahan ini tidak terjadi usulan HET Hiswana Migas yang semata hanya untuk memperkaya pengusaha. 7 tahun rakyat dibohongi dengan harga HET Rp 18.000 karena pada 2012 pertamina tidak menaikan harga LGP di Depo. Jika benar ini terjadi, berarti sikap Pemerintah sekarang tidak perduli kepada masyarakat menengah kebawah,"tutupnya.(***)