EXPRESSINDONEWS-- Kunjungan Jenderal Purnawirawan Ronny Franky Sompie (RFS) ke sejumlah pelosok daerah di Sulawesi Utara (Sulut) selalu menyisakan cerita menarik.
Betapa tidak, Setelah sebelumnya menemui serta mendengarkan langsung curhatan hati para petani Padi dan Pala di daerah Bolmong Raya, kali ini RFS menyempatkan diri bersua dengan para Nelayan di Inobonto Kecamatan Bolaang Kabupaten Bolaang Mongondow.
Salah satunya, Yance Mokodongan, pria asal Inobonto yang sehari hari menggantungkan hidup sebagai Nelayan tradisional.
Pria paruh baya ini mengaku sudah 30 tahun menjalani profesi sebagai nelayan tradisional yang hanya dilengkapi dengan sampan kecil dan peralatan seadanya.
“So ada 30 tahun lah sebagai nelayan,” tutur Mokodongan.
Bahkan, untuk sekadar memenuhi kebutuhan hidupnya setiap hari, Yance harus rela turun melaut sejak pukul 03.00 subuh.
“Ada jam 03.00 atau jam 04.00 subuh, kalau malam jam 07.00 dan pulang jam 03.00 subuh,” katanya.
Mendengar langsung keluh kesah Nelayan, RFS berharap adanya perhatian lebih serius dari Pemerintah untuk menjamin kesejahteraan hidup para Nelayan khususnya di Sulut.
“Seperti diketahui sebelumnya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI semasa kepemimpinan Susi Pudjiastuti, kerap kali melakukan tindakan indak tegas dengan menenggelamkan kapal asing yang kedapatan melakukan aktivitas penangkapan ikan di wilayah laut Indonesia,” ujar Ronny Sompie yang bakal maju sebagai Bacaleg DPR-RI Dapil Sulut dari Partai Golkar.
Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah kebijakan tersebut menguntungkan para Nelayan lokal atau justru sebaliknya.
Selain itu juga, menjadi harapan adanya program – program strategis yang dapat menyentuh langsung para Nelayan di Sulut khususnya terkait kesejahteraan hidup mereka.(laks)