EXPRESSINDONEWS — Suara kritis namun solutif disuarakan oleh Monica Tambajong, anggota Pansus RPJMD DPRD Kota Manado sekaligus Srikandi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dalam pembahasan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Sebagai personil Komisi IV DPRD yang membidangi urusan pendidikan, pariwisata, dan kebudayaan, Monica menyoroti pendekatan promosi pariwisata yang dinilainya terlalu elitis dan kurang membumi.
Dalam forum resmi pansus, Monica dengan tegas mempertanyakan efektivitas kerja sama Dinas Pariwisata dengan profesor asal Tiongkok sebagaimana disampaikan oleh Kabid terkait. Ia menilai strategi tersebut kurang tepat sasaran dan justru mengabaikan potensi besar dari kekuatan lokal.
“Alih-alih Dinas Pariwisata meningkatkan pemasaran pariwisata dengan berkolaborasi bersama profesor dari luar negeri, saya mengusulkan agar pendekatan pemasaran lebih difokuskan pada pemberdayaan masyarakat lokal,” tegas Monica.
Ia menawarkan alternatif konkret dan lebih relevan: pemanfaatan media sosial sebagai kanal promosi. Menurutnya, platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok terbukti mampu menjangkau pasar lebih luas secara cepat dan efisien, terutama generasi muda yang menjadi pasar utama sektor pariwisata saat ini.
Tak hanya itu, Monica juga mengusulkan agar pemerintah lebih banyak menggandeng kreator konten lokal serta komunitas digital yang sudah aktif. Bahkan ia mendorong keterlibatan simbol budaya daerah seperti Nyong dan Nona Manado sebagai duta wisata.
“Keunikan pariwisata Kota Manado — mulai dari kuliner, wisata alam, hingga sejarah — bisa dipromosikan secara lebih organik dan luas bila melibatkan anak muda serta komunitas yang sudah punya basis audiens sendiri,” jelasnya.
Lebih lanjut, dalam pembahasan Outcome III terkait peningkatan kualitas ekosistem kreatif, Monica mendorong pemerintah agar lebih serius membuka ruang bagi generasi muda di sektor seni. Ia menyoroti kebutuhan akan working space baik indoor maupun outdoor sebagai tempat berkreasi, khususnya bagi pelaku seni pertunjukan seperti teater.
“Anak-anak muda ini butuh ruang untuk berlatih dan menampilkan karya. Pemerintah harus hadir dengan menyediakan fasilitas dan melibatkan mereka dalam agenda kebudayaan kota. Ini bukan hanya soal seni, tapi juga penguatan ekonomi kreatif,” ujarnya penuh semangat.
Pernyataan Monica Tambajong membuka ruang diskusi yang lebih inklusif dan progresif dalam perencanaan pembangunan kota. Ia menegaskan bahwa kunci sukses pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif adalah keberpihakan pada potensi lokal dan generasi muda, bukan ketergantungan pada pihak luar. (***)